Picture
Kapanlagi.com- Pandji Pragiwaksono sedang sibuk menggalang dana untuk Adzi Nurr Rahman Rusdian Putra, seorang penderita leukimia berumur 4,6 tahun yang harus dicangkok tulang sumsumnya untuk bisa sembuh. Pandji yang adalah pembina Yayasan Pita Kuning Untuk Anak Indonesia, yayasan yang membantu anak-anak penderita kanker, tergerak hatinya untuk menggalang dana untuk operasi penyembuhan Adzi.Kalaupun tak bisa menyembuhkan Adzi 100%, Pandji berharap apa yang ia lakukan bisa meringankan beban Adzi. "Adzi ini sebenernya gak kaya anak sakit, dia itu riang aja. Dan ketika kita main ke sana dia senang karena relawan itu fungsinya untuk mengembalikan masa anak-anaknya," tuturnya kala ditemui di di Blondies Cafe, Jl. Ampera Raya Kemang, Jaksel, Jumat (22/10).

Pandji merasa tersentuh karena melihat anak-anak penderita kanker tak bisa merasakan kebahagiaan seperti dirinya di masa kecil dulu. "Kaya Adzi harus tinggal di rumah sakit selama 2,6 thn. Saya melihat anak seperti Adzi saya ingin merasakan masa kecilnya seperti saya," imbuhnya.

Adzi sendiri diakui oleh sang ibu merupakan anak yang riang kendati kondisinya seperti itu. "Kemarin ketemuSule, dia senang banget. Tadi ada d Masiv, dia gak mau menoleh karena Ryannya nangis, dia gak mau melihat orangnya nangis," ungkap sang ibu, Dhian Eka Sari. Tak hanya itu, cita-cita Adzi juga tinggi yakni menjadi pilot.

Mungkin melihat semangat Adzi, Pandji semakin bersemangat mengumpulkan dana. Dari sekitar 1.5 miliar dana yang dibutuhkan untuk operasi Adzi,kini telah terkumpul 800 juta. "800 juta, sampai bulan November, kalau sekarang seperempatnya juga kurang," pungkasnya.

 
Picture
Banda Aceh (ANTARA News) - Penampilan grup band papan atas D`Masiv dan J Rocks di pelataran parkir stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (5/6) malam dalam cuaca hujan deras yang disertai angin kencang.

Meskipun latar dan atap panggung lepas akibat hempasan angin kencang serta hujan deras namun konser yang dihadiri ribuan pengunjung tetap berlangsung semarak.

Hujan yang membasahi panggung berukuran 18 X 12 meter dan angin kencang sempat mengakibatkan konser musik yang dipelopori Surya Profesional Mild Tour 2010 tertunda selama satu jam lebih.

"Walaupun hujan badai kami tetap menyaksikan penampilan D`Masiv dan J Rocks, sebab sudah lama kami menantikan konser ini," kata seorang penonton, Hendra (18).

Ratusan penonton terlihat basah dan kedinginan dalam hujan dan angin kencang namun tetap antusias menunggu penampilan grup band favoritnya.

Angin kencang juga mengakibatkan beberapa tenda yang dipasang panitia ambruk bahkan jaringan PLN di sekitar stadion tersebut juga padam beberapa saat.

Sebelum mulai melantunkan tembang-tembang hitsnya, vokalis D`Masiv, Ryan mengajak penonton mengheningkan cipta untuk mantan tokoh GAM, Tgk.Hasan Muhammad Di Tiro, yang meninggal dunia pada 3 Juni di Rumah sakit Umum Zainal Abidin.

"Kami semua turut berduka atas berpulangnya Hasan Tiro, mari kita mengheningkan cipta untuk almarhum agar mendapat tempat yang layak di sisi-Nya," kata Ryan.

Promotor konser Mahaka Entertainment, Hasani Abdul Gani mengatakan Surya Profesional Mild Tour 2010 di Banda Aceh merupakan kota ke delapan dari 20 tempat yang direncanakan.

Tour itu akan berlanjut ke kota-kota lainnya seperti Dumai, Lampung, Medan dan Siantar hingga 7 Agustus 2010.(KR-IRW/Z002)

 
Picture
Sejumlah artis tampil dalam konser amal untuk korban letusan Gunung Merapi, kemarin (28/10). Hasil pengumpulan dana lewat konser yang dihelat selama 10 jam nonstop di FX Mall, Jakarta itu, akan dikirim ke kamp-kamp pengungsian hari ini.

Beberapa artis yang terlibat antara lain adalah Naif, Alexa, d"Masiv, Abdul and The Coffee Theory, Tompi, serta Glenn Fredly. Selain menyumbangkan suara, mereka juga memberikan bantuan materi. Misalnya berupa uang, makanan, dan pakaian layak pakai.

Glenn misalnya. Pelantun tembang Januari itu menyumbangkan lebih dari 10 kardus pakaian layak pakai. "Ini pakaian sehari-hari saya yang masih layak dipakai. Bukan pakaian bekas," ucapnya.

Menurut Glenn, sumbangan pakaian dianggap sebagai salah satu bentuk sumbangan langsung yang bisa diberikan kepada korban selamat di pengungsian. "Saya sih kebayang, pas dengar ledakan, semua warga pasti lari tanpa berpikir untuk berkemas," papar mantan suami Dewi Sandra tersebut.

Selain membantu korban Merapi, Glenn juga mengaku berniat mengunjungi korban banjir di Wasior, Papua. "Jika kondisi sudah memungkinkan, saya akan datang ke Wasior. Baru kemudian, saya pergi ke Mentawai (mengunjungi korban gempa dan tsunami, Red)," tuturnya.

Sementara bagi David, vokalis Naif, konser amal itu pun memberikan kesan tersendiri. Soalnya, banyak kerabatnya yang tinggal di sekitar Gunung Merapi. "Untung, semua tidak apa-apa," ujarnya.

 
BANDUNG, KOMPAS.com — Vokalis band yang dulunya bernama Peterpan, Nazriel Irham alias Ariel, merupakan jajaran artis yang mempunyai nama di Tanah Air karena prestasi dan karya-karyanya. Kendati demikian, untuk urusan makanan, Ariel tetap suka makanan rakyat yang mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan. Apa itu? Kekasih Luna Maya itu kecantol bakso sejak lama.

"Dia (Ariel) orangnya santai. Dia itu suka bakso," kata salah satu produser musik grup Peterpan, Hary Cahyo Purnomo alias Capung, saat ditemui di studio musik miliknya, yang sehalaman dengan rumahnya, di Kompleks Antapani Bougenville, Blok L nomor 2, Bandung, Jumat (22/10/2010) kemarin.

Salah satu favorit Ariel adalah bakso gerobak yang sering lewat di depan kediaman Capung. Bakso itu pun mendapat julukan "Bakso Ariel" dari para anggota band ataupun penyanyi yang diproduseri oleh Capung dan sering mendatangi studio musiknya.

Menurut Capung, bakso yang dijual itu rasanya sangat enak dan nikmat. Harganya hanya Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per mangkuk. Biasanya, penjual bakso itu lewat di depan rumah Capung sekitar pukul 16.00 setiap hari.

Tidak hanya Ariel yang menggemari "Bakso Ariel". Artis yang sering main ke studio musik Capung juga senang melahap bakso itu. "Sampai teman-teman bilang, 'Ah, tunggu Bakso Ariel ah, soalnya enak, paling enak deh'," kata Capung berpromosi.

Ryan, vokalis band d'Masiv, juga sangat senang makan bakso itu. Menurut Capung, "Bakso Ariel" sudah menjadi menu wajib Ryan saat datang ke studio musiknya. "Sampai Ryan saja kalau take vokal di sini (studio musik), enggak peduli bagaimana yang penting harus ada 'Bakso Ariel'. Jadi, kalau ke sini, biar bagaimanapun kami harus mengontak penjual bakso, harus ada siang ini," jelasnya sambil tersenyum.

Tak mengherankan, bakso itu pun kemudian menjadi laris karena sering diborong oleh para artis yang main ke studio musik Capung.


 
MERAYAKAN hari kelahiran (ulang tahun) adalah ungkapan kebahagian bagi setiap orang ataupun perkumpulan yang kerap disebut komunitas. Luapan kebahagian itu tentu diisi dengan sesuatu kegiatan yang tak terlupakan dan penuh kesan. Nah, 29 Juni 2010 kemarin, Masivers genap berusia dua tahun. Untuk merayakannya, komunitas pecinta band D'Masiv ini berpesta secara sederhana di Bumi Perkemahan Ragunan. Tercatat sekitar 200 Masivers turut menghadiri acara tahunan itu. Mereka sudah bersiap-siap sejak pagi hari. Bahkan, ada anggota Masivers sudah tiba pagi-pagi sekali alias subuh di markas mereka yang terletak Jalan Ciledug Raya Bhakti 2. Gang Chaplin, Larangan, Ciledug. Maklum mereka merupakan anggota Masivers dari luar Jakarta.

Anggota Masivers dari Jakarta dan sekitarnya pun tak mau kalah. Pagi hari mereka juga sudah memadati markas Masivers. Seperti yang dilakukan Masivers bernama Dania Octavianti. Ia dan teman-teman satu sekolah di SMP sudah berada di markas pukul 07.00. Ia rela datang pagi lantaran ingin turut meramaikan ulangtahun Masivers. Apalagi, ia dan kawan-kawannya memiliki waktu banyak untuk mengikuti kegiatan karena libur panjang. Perempuan yang sudah satu tahun menjadi anggota Masivers ini baru kali ini mengikuti ulangtahun Masivers. Tak heran jika dirinya dan teman-teman sangat menikmati acara ulangtahun Masivers yang kedua.


Berdasarkan rencana, mereka meninggalkan base camp pukul 09.00 WIB. Berhubung kendaraan belum sampai, keberangkatan mereka tertunda selama satu jam. Sambil menunggu kendaraan tiba, Masivers-masivers mengisi waktu dengan berbicara sesama anggota atau sekedar berkenalan dengan Masivers dari wilayah lainnya. Tak berapa lama kendaraan yang dinanti-nanti tiba. Rona bahagia menghiasi wajah Masivers yang sudah menunggu beberapa jam. Di bawah pengawasan kordinator masing-masing wilayah, Masivers mulai masuk ke dalam lima bus yang telah disediakan pihak panitia.

Pihak yang bertanggung jawab dalam keberangkatan Zidat dan kawan-kawan tampak sibuk mengatur Masivers agar tertib memasuki bus. Sebelum berangkat, mereka tak lupa menempelkan aksesoris berbau Masivers dan D'Masive baik disisi depan, kanan serta kiri bus. Bus berangkat tepat pukul 10.05. TNOL berada dalam bus nomor lima.

Selama dalam perjalanan selalu dipenuhi canda dan tawa Masivers. Terkadang mereka kerap saling bersenda gurau karena bus berisikan Masivers-masivers berusia muda baik perempuan maupun pria. Ada pula Masivers yang bicara dengan teman sebangkunya. Kemudian Masivers yang lain asyik menikmati lagu-lagu D'Masive sepanjang perjalanan.

Semua bercampur aduk menjadi satu sehingga tak ada jarak diantara mereka. Perjalanan yang tersendat akibat macet dibeberapa ruas jalan tidak mengurangi antusias mereka untuk meramaikan bus. Tak terasa bus hampir mendekati lokasi perayaan ulangtahun. Di sana Masivers sudah disambut dengan sebuah spanduk berukuran besar. Masivers-masivers kemudian turun dari bus dan segera menuju tempat pelaksanaan ulangtahun yang sejuk dan nyaman. Menurut Ketua Masivers Andri Yaser atau biasa disapa Acoy, sebenarnya mereka berencana merayakan ulangtahun di sebuah mall. Namun seringnya mereka meramaikan konser D'Masive di mall membuat mereka mencari alternatif.

Pilihan jatuh di Bumi Perkemahan Ragunan agar mereka dekat dengan alam serta lebih menjalin keakraban lagi. "Kalau di mall selesai acara mereka bisa bubar, jika disini bisa lebih banyak waktu untuk menjalin keakraban," imbuh Acoy kepada TNOL di Bumi Perkemahan Ragunan.

Acoy merasa bahagia di ulangtahunnya ini, Masivers-masivers dari seluruh Indonesia datang seperti dari Yogya, Magelang, Solo, Makasar, Serang, Bandung, Cirebon, Lampung, Purwokerto dan Samarinda. Mereka ada yang berangkat dari basecamp maupun langsung menuju Ragunan.

Belum lagi Masivers sekitar Jabotabek yang membawa mobil atau hanya mengendarai motor. Mereka dikenakan biaya sebesar Rp 20 ribu, sementara Masivers dari luar Jakarta dikenakan tarif Rp 10 ribu lantaran mereka banyak mengeluarkan biaya untuk biaya perjalanan. Pengurus menarik bayaran agar muncul rasa kepemilikan dari Masivers. Biaya yang dikeluarkan digunakan untuk keperluan menyewa bus, makan, cendera mata berupa pin serta kegiatan sosial. Mereka melakukan gerakan sosial dengan memberikan santunan kepada sebuah Panti Asuhan. Gerakan sosial sejalan dengan tema yang mereka ambil Fund Gathering Charity 2010.

"Jadi kami tidak hanya senang-senang. Tapi melakukan kegiatan sosial pula," terang Acoy. Sedangkan dari sisi senang-senang, Masivers menyelenggarakan diskusi dan beberapa permainan yang mengandung makna. Nama permainan diambil dari beberapa judul lagu D'Masive.

Games Kocak
Sayur tanpa garam, tentu orang mengetahui tidak akan ada rasa. Begitupula dengan perayaan ulangtahun tanpa games, pastinya garing bangettt. Nah, di ulangtahun ke dua Masivers ini, panitia pelaksana membuat beberapa games. Games diambil dari judul lagu D'Masive yang tak asing lagi ditelinga seperti Diantara Kalian dan Jangan Menyerah. Games Diantara Kalian berupa permainan yang dilakukan dalam sebuah lingkaran besar. Untuk mendukung permainan, pihak panitia menyediakan sebuah bola. Bola tersebut dioper ke anggota Masivers yang telah membentuk lingkaran.

Jika panitia menyatakan berhenti, tandanya pemegang bola harus menyebutkan nama dan sejak kapan masuk menjadi anggota Masivers. Di sini kadang terjadi kelucuan-kelucuan karena ada anggota yang agak lupa, mungkin karena grogi kali ya...!  Namun bermainan ini berjalan sukses dan mereka pun istirahat sejenak. Usai istirahat permainan dilanjutkan ke games Jangan Menyerah. Tak berbeda jauh dengan permainan Diantara Kalian, permainan Jangan Menyerah membentuk lingkaran besar pula. Permainan dipimpin sang ketua kordinator Masivers Acoy. Dalam lingkaran ini Masivers diwajibkan berhitung. Mereka berhitung mulai 1 sampai 20, selanjutnya hitungan dimulai lagi dari 1 hingga 20. Hitungan berjalan terus sampai habis. Masivers dituntut mengingat nomor masing-masing. Setelah perhitungan selesai, Masivers diwajibkan berkumpul sesuai nomor mereka.

Nah, disini terjadi kembali kekocakan-kekocakan karena Masivers tidak menduga harus berkumpul sesuai nomor yang mereka sebut. Tak ayal Masivers berjalan kesana kemari untuk menanyakan nomor urut masing-masing. Suasana pun menjadi riuh lantaran ada yang berteriak seraya mengacungkan nomor.

"Nomor dua, dua. Kemari-kemari kumpul. Nomor tiga, tiga disini," imbuh beberapa Masivers. Mereka yang sudah bertemu langsung berkumpul dan segera mencari teman lainnya yang bernomor sama. Usaha mereka tidak sepenuhnya berhasil karena hanya beberapa orang saja yang mereka temui dalam batas waktu tertentu.
Games ini memberi makna agar Masivers tidak mudah menyerah. Berhubung jarak waktu habis, pihak penyelenggara menyudahi permainan. Masivers diminta kembali membuat lingkaran. Baru sang pemimpin permainan mengelompokkan Masivers sesuai nomor yang mereka sebutkan. Kelompok nomor 1-20 diwajibkan menyampaikan saran dalam secarik kertas. Hasil diskusi mereka akan dibacakan satu persatu. Beberapa masukan ingin gathering dilakukan setiap satu bulan sekali. Kemudian anggota Masivers mengumpulkan buku-buku yang tak terpakai lagi di basecamp agar bisa dibaca oleh Masivers lainnya.

Saat menyampaikan masukan, Bumi Perkemahan Ragunan diguyur hujan. Meski begitu, tak mempengaruhi mereka dalam menyampaikan masukan demi masukan. Apalagi band yang mereka idolakan sudah tiba di lokasi. Masivers pun sesekali-sekali memanggil nama personil D'Masive. Namun tak lupa konsentrasi mendengar masukan dari teman-teman lainnya.

Jadi, ingin merasakan bagaimana riuhnya permainan dan asyiknya bertemu orang-orang dari daerah lain, silakan gabung menjadi anggota Masivers. "Selamat ultah Masivers, tetap kompak dan ceria selalu..!"

  seperti tak mau berhenti membasahi Bumi Perkemahan Ragunan. Petir pun saling sahut menyahut, namun tak mempengaruhi perayaan ulangtahun ke dua Masivers. Perayaan ulangtahun terus berjalan meski acara puncak agak molor beberapa jam. D'Masive yang harusnya satu atap dan mendengar masukan dari Masivers dari jarak dekat harus menyaksikan beberapa meter. Walau, begitu D'Masive benar-benar menyimak masukan Masivers dari pengeras suara. Mereka juga tak lupa melambaikan tangan dari kejauhan. Tanda kalau mereka berada ditengah-tengah Masivers.

Beberapa Masivers ada yang nekad menembus derasnya hujan untuk bertemu D'Masive langsung. Sebagian Masivers lainnya tetap berapa dilokasi menyimak masukan teman-teman mereka. Masukan demi masukan tiap kelompok hampir selesai, tapi hujan belum juga reda.

Masivers-masivers dengan sabar menunggu hujan sedikit reda. Redanya hujan membuat panitia memutuskan acara puncak beralih ke tempat D'Masive berada. Di sana sudah adapula sekumpulan anak-anak pramuka yang sedang berteduh. Tak heran acara Masivers diramaikan oleh-oleh anak-anak pramuka juga. Pihak panitia segera membuat meja dadakan. Di atas meja tersedia tar ulangtahun. Di depan tar tertulis salam lima jari, salam khas Masivers. D'Masive, pihak panitia dan Masivers pun mengelilingi kue tersebut. Sebelum pemotongan tar, D'Masive menyampaikan, agar Masivers tetap semangat walau hujan terus mengguyur Bumi Perkemahan.

D'Masive berharap, Masivers tetap awet sampai tua. "Semoga Masivers tambah pintar, tidak menjelek-jelekkan orang lain dan terus berkarya sampai kakek dan nenek. Selamat ulangtahun buat Masivers," imbuh vokalis D'Masive Ryan.

D'Masive mengaku, tidak bisa memberi apa-apa. Mereka hanya punya waktu untuk Masivers. D'Masive juga berterimakasih atas dukungan Masivers selama ini. Di mata D'Masive, dukungan Masivers sangat bermakna dan tak akan pernah hilang serta pudar. Usai menyampaikan sepatah dua patah, Masivers meminta D'Masive nyanyi. Berhubung peralatan tidak lengkap, D'Masive nyanyi secara acapela single Jangan Menyerah.

Tanpa dikomando Masivers ikut melantunkan lagu tersebut. Acara disambung doa bersama, lalu acara yang ditunggu-tunggu pemotongan kue tar. Kue dipotong D'Masive bersama sang kordinator Masivers. Karena keterbatasan peralatan potongan kue tar tidak memakai piring, tapi selembar bungkus nasi.

Ryan menegaskan, jangan melihat bungkus nasinya. Melainkan makna yang terkandung dalam kebersamaan Masivers. Ryan menyerahkan potongan kue kepada sang ketua kordinator Masivers seraya menyatakan selamat ulangtahun. Setelah itu, D'Masive meninggalkan tempat karena mereka akan bersiap-siap mengisi sebuah acara di tempat lain. Sebelum meninggalkan tempat, Masivers menyempatkan diri foto bareng. Perginya D'Masive bukan berarti acara selesai. Masih ada satu acara lagi, yakni makan bersama. Satu tambah kecil bisa disantap empat sampai lima orang. Masivers pun tak sungkan makan dalam satu wadah.

Menu-menu cukup menggoda, nasi yang legit dipasangkan dengan Gudeg Yogya, telur, tempe goreng dan kerupuk. Rasanya sungguh-sungguh enak dan Gudegnya pun tidak terlalu manis. Menurut Siti Syahadatun, Gudeg merupakan buatan Ibunda Ryan sendiri. "Masakan Ibunya Ryan memang enak," ucap perempuan yang kerap dipanggil Bunda ini kepada TNOL. Tak heran Masivers sangat menikmati makanan tersebut, apalagi hujan belum berhenti sehingga panggilan perut 'kudu' dipenuhi. Usai makan dan istirahat sejenak, perayaan ulangtahun ditutup dan Masivers kembali ke basecamp atau rumah masing-masing. See you Masivers...


(Subhan Hardi/ Nopiyanti-tnol.co.id)
 
Berterima kasihlah kalian pada 1 ( orang ) yaitu "Dhika"
yang membawa nama Masivers Jakarta Utara (Maskara.com) hingga ke Bandung pada acara Inbox special d'masiv dan Masivers memang engga kenal lelah atau cape yach... sehari setelah d'Masiv mengguncang Pantai Ancol, mereka langsung Go to Bandung untuk mengisi acara "Grand Final Jigle Dare" tapatnya tanggal 30 mei 2010.
Tentu anggota Maskara Comunity juga ikut tuk merasakan udara Bandung yang sejuk dan pemandangannya yang indah, walau tak banyak yang ikut karna sebagian dari kami berhalangan.
Hanya 5 orang saja ( Dhika, Maman, Rezni, Indri dan Mamah nya ) heheheheh... Tapi tak mengurungkan semangat dan tekad mereka tuk tetap menonton d'Masiv.
Untuk "Eksis" itu mudah, tapi untuk menjaga "Kekompakan" adalah hal yang terpenting.
Karena Maskara community terlahir dari kebersamaan dalam kekeluargaan, hal itu yang akan menjadi pemacu semangat kami.

Eksis nonton "TIDAK" harus menjadikan seseorang menjadi "SOMBONG".

 
Tanggal 29 mei 2010 pun tiba, d'Masiv mengguncang Wilayah kami.
Tepatnya di "Pantai Festival Ancol" Jam 11:00WIB, seperti biasa d'Masiv membawakan Hits-hits adalannya, 12 lagu di mainkan oleh para Personil d'Masiv di Panasnya Pantai saat itu.
Upzzz... ada bocoran nie untuk kalian para Masivers, d'Masiv membawakan lagunya Sang
"King of Pop"
Michael Jakson loch, yang judulnya "Black or White".
kami Masivers yang hadir pada saat itu terdiam dan kaget, dengan suara khas Rian "Sang Vokal", lagu itu menjadi sangat berbeda dan menjadi energi baru pada siang itu.

Jangan Menyerah Masivers
" Salam 5 Jari "
 
Maskara memang tidak bisa lepas dari sensasi, yupz.. betul ada-ada saja "Ide Gokil" kami para
Masivers Jakarta Utara.
Tidak peduli berapa orang yang datang pada hari itu, kami tetap melakukan kegiatan yang sangat "Gokil" tersebut. Tepatnya tanggal 01 Mei 2010 jam 10.00WIB di "Glanggang Renang Rawabadak",
tak ada sedikitpun rasa
"malu" atau "minder" tak peduli banyak nya orang yang hadir.
Kami tetap berenang dengan menggunakan Baju kebanggaan kami "Masivers".
Semua pengurus sepakat bahwa kami ingin seluruh masivers sadar
 
"Bahwa Masivers berkumpul bukan pada saat acara nonton saja", tumbuhkan rasa kesadaran kalian dari dalam hati!!
Jangan ada rasa ( Malu, Jaim, Minder, Takut, dan Gengsi ) "Untuk memakai baju Masivers dimanapun kita berada".
Seandainya seluruh Masivers sadar akan pentingnya berkumpul bersama, tak sesulit sekarang sangat susah untuk mengumpulkan kalian semua Masivers Indonesia !
Mana ( Suara, Semangat dan Tekad )kalian ?
Mana( Kekompakkan, Persaudaraan, dan solidaritas ) kalian ?
Apa Masivers hanya "ada" pada saat ada konser atau acara d'Masiv saja ?
Seperti inikah Masivers yang kita kenal ?
Tujukan "Pertanyaan" tersebut pada diri kalian masing-masing.

                                                                   "Salam Maskara Community"
 
Tepat tanggal 25 april 2010 d'Masiv kembali "menggebrak" Jakarta dan tak lupa seluruh Masivers di Ibukota ini meramaikan acara Ultah Ir.radio yang dia adakan di Monas.

Sudah dari pagi kami menunggu disana dan ternyata d'Masiv perfoms di akhir acara, meski teriknya Matahari siang hari itu, kami seluruh Masivers tak "Bergeming" dan tetap menunggu.
Meski sempat terjadi keributan antar sesama penonton lain yang menurut kami tak pantas untuk terjadi, tapi Masivers tak ikut larut dalam keributan itu.

Saatnya pun tiba teriakan para Masivers pun terdengar dimana-mana, kami terfokus pada satu titik dan menunggu para Pesonil d'Masiv naik keatas panggung.
Lagu pertama di nyanyikan Masivers pun teriak sekeras-kerasnya, ternyata lagu "Diam Tanpa Kata"  memacu adrenalin kami yang sudah dari tadi berkeringat karna kepanasan.
Di susul dengan lagu :
 
Aku Percaya Kamu,Sudahi Perih ini, Rindu Setengah Mati dan Jangan Menyerah.

"Salam 5 jari"
 
Picture
Dimana ada d'Masiv di situ ada Maskara Community, seperti yang terjadi di "Mall Taman Anggrek" seperti biasa ke'kompakan Maskara di tunjukan pada hari itu sekitar 30 (orang) kami bersiap tuk berangkat menuju tempat acara.

tempat dan waktupun di pilih sesuai hasil kesepakatan bersama, tepat jam 5 sore dan menaiki Bus jurusan Merak-Priok kami berangkat.
Sesampainya disana kami pun menikmati acara yang diadakan oleh pihak Shrap, kami di puaskan dengan perfoms d'Masiv yang membawakan 8 (lagu) sekaligus.

Tak lupa aksi nekat ( rhoby, adan, dan tewin ) yang mengibarkan sepanduk Maskara community di lantai atas di Mall tersebut dan Masivers dari wilayah lain pun mengikuti kami.