MERAYAKAN hari kelahiran (ulang tahun) adalah ungkapan kebahagian bagi setiap orang ataupun perkumpulan yang kerap disebut komunitas. Luapan kebahagian itu tentu diisi dengan sesuatu kegiatan yang tak terlupakan dan penuh kesan. Nah, 29 Juni 2010 kemarin, Masivers genap berusia dua tahun. Untuk merayakannya, komunitas pecinta band D'Masiv ini berpesta secara sederhana di Bumi Perkemahan Ragunan. Tercatat sekitar 200 Masivers turut menghadiri acara tahunan itu. Mereka sudah bersiap-siap sejak pagi hari. Bahkan, ada anggota Masivers sudah tiba pagi-pagi sekali alias subuh di markas mereka yang terletak Jalan Ciledug Raya Bhakti 2. Gang Chaplin, Larangan, Ciledug. Maklum mereka merupakan anggota Masivers dari luar Jakarta.

Anggota Masivers dari Jakarta dan sekitarnya pun tak mau kalah. Pagi hari mereka juga sudah memadati markas Masivers. Seperti yang dilakukan Masivers bernama Dania Octavianti. Ia dan teman-teman satu sekolah di SMP sudah berada di markas pukul 07.00. Ia rela datang pagi lantaran ingin turut meramaikan ulangtahun Masivers. Apalagi, ia dan kawan-kawannya memiliki waktu banyak untuk mengikuti kegiatan karena libur panjang. Perempuan yang sudah satu tahun menjadi anggota Masivers ini baru kali ini mengikuti ulangtahun Masivers. Tak heran jika dirinya dan teman-teman sangat menikmati acara ulangtahun Masivers yang kedua.


Berdasarkan rencana, mereka meninggalkan base camp pukul 09.00 WIB. Berhubung kendaraan belum sampai, keberangkatan mereka tertunda selama satu jam. Sambil menunggu kendaraan tiba, Masivers-masivers mengisi waktu dengan berbicara sesama anggota atau sekedar berkenalan dengan Masivers dari wilayah lainnya. Tak berapa lama kendaraan yang dinanti-nanti tiba. Rona bahagia menghiasi wajah Masivers yang sudah menunggu beberapa jam. Di bawah pengawasan kordinator masing-masing wilayah, Masivers mulai masuk ke dalam lima bus yang telah disediakan pihak panitia.

Pihak yang bertanggung jawab dalam keberangkatan Zidat dan kawan-kawan tampak sibuk mengatur Masivers agar tertib memasuki bus. Sebelum berangkat, mereka tak lupa menempelkan aksesoris berbau Masivers dan D'Masive baik disisi depan, kanan serta kiri bus. Bus berangkat tepat pukul 10.05. TNOL berada dalam bus nomor lima.

Selama dalam perjalanan selalu dipenuhi canda dan tawa Masivers. Terkadang mereka kerap saling bersenda gurau karena bus berisikan Masivers-masivers berusia muda baik perempuan maupun pria. Ada pula Masivers yang bicara dengan teman sebangkunya. Kemudian Masivers yang lain asyik menikmati lagu-lagu D'Masive sepanjang perjalanan.

Semua bercampur aduk menjadi satu sehingga tak ada jarak diantara mereka. Perjalanan yang tersendat akibat macet dibeberapa ruas jalan tidak mengurangi antusias mereka untuk meramaikan bus. Tak terasa bus hampir mendekati lokasi perayaan ulangtahun. Di sana Masivers sudah disambut dengan sebuah spanduk berukuran besar. Masivers-masivers kemudian turun dari bus dan segera menuju tempat pelaksanaan ulangtahun yang sejuk dan nyaman. Menurut Ketua Masivers Andri Yaser atau biasa disapa Acoy, sebenarnya mereka berencana merayakan ulangtahun di sebuah mall. Namun seringnya mereka meramaikan konser D'Masive di mall membuat mereka mencari alternatif.

Pilihan jatuh di Bumi Perkemahan Ragunan agar mereka dekat dengan alam serta lebih menjalin keakraban lagi. "Kalau di mall selesai acara mereka bisa bubar, jika disini bisa lebih banyak waktu untuk menjalin keakraban," imbuh Acoy kepada TNOL di Bumi Perkemahan Ragunan.

Acoy merasa bahagia di ulangtahunnya ini, Masivers-masivers dari seluruh Indonesia datang seperti dari Yogya, Magelang, Solo, Makasar, Serang, Bandung, Cirebon, Lampung, Purwokerto dan Samarinda. Mereka ada yang berangkat dari basecamp maupun langsung menuju Ragunan.

Belum lagi Masivers sekitar Jabotabek yang membawa mobil atau hanya mengendarai motor. Mereka dikenakan biaya sebesar Rp 20 ribu, sementara Masivers dari luar Jakarta dikenakan tarif Rp 10 ribu lantaran mereka banyak mengeluarkan biaya untuk biaya perjalanan. Pengurus menarik bayaran agar muncul rasa kepemilikan dari Masivers. Biaya yang dikeluarkan digunakan untuk keperluan menyewa bus, makan, cendera mata berupa pin serta kegiatan sosial. Mereka melakukan gerakan sosial dengan memberikan santunan kepada sebuah Panti Asuhan. Gerakan sosial sejalan dengan tema yang mereka ambil Fund Gathering Charity 2010.

"Jadi kami tidak hanya senang-senang. Tapi melakukan kegiatan sosial pula," terang Acoy. Sedangkan dari sisi senang-senang, Masivers menyelenggarakan diskusi dan beberapa permainan yang mengandung makna. Nama permainan diambil dari beberapa judul lagu D'Masive.

Games Kocak
Sayur tanpa garam, tentu orang mengetahui tidak akan ada rasa. Begitupula dengan perayaan ulangtahun tanpa games, pastinya garing bangettt. Nah, di ulangtahun ke dua Masivers ini, panitia pelaksana membuat beberapa games. Games diambil dari judul lagu D'Masive yang tak asing lagi ditelinga seperti Diantara Kalian dan Jangan Menyerah. Games Diantara Kalian berupa permainan yang dilakukan dalam sebuah lingkaran besar. Untuk mendukung permainan, pihak panitia menyediakan sebuah bola. Bola tersebut dioper ke anggota Masivers yang telah membentuk lingkaran.

Jika panitia menyatakan berhenti, tandanya pemegang bola harus menyebutkan nama dan sejak kapan masuk menjadi anggota Masivers. Di sini kadang terjadi kelucuan-kelucuan karena ada anggota yang agak lupa, mungkin karena grogi kali ya...!  Namun bermainan ini berjalan sukses dan mereka pun istirahat sejenak. Usai istirahat permainan dilanjutkan ke games Jangan Menyerah. Tak berbeda jauh dengan permainan Diantara Kalian, permainan Jangan Menyerah membentuk lingkaran besar pula. Permainan dipimpin sang ketua kordinator Masivers Acoy. Dalam lingkaran ini Masivers diwajibkan berhitung. Mereka berhitung mulai 1 sampai 20, selanjutnya hitungan dimulai lagi dari 1 hingga 20. Hitungan berjalan terus sampai habis. Masivers dituntut mengingat nomor masing-masing. Setelah perhitungan selesai, Masivers diwajibkan berkumpul sesuai nomor mereka.

Nah, disini terjadi kembali kekocakan-kekocakan karena Masivers tidak menduga harus berkumpul sesuai nomor yang mereka sebut. Tak ayal Masivers berjalan kesana kemari untuk menanyakan nomor urut masing-masing. Suasana pun menjadi riuh lantaran ada yang berteriak seraya mengacungkan nomor.

"Nomor dua, dua. Kemari-kemari kumpul. Nomor tiga, tiga disini," imbuh beberapa Masivers. Mereka yang sudah bertemu langsung berkumpul dan segera mencari teman lainnya yang bernomor sama. Usaha mereka tidak sepenuhnya berhasil karena hanya beberapa orang saja yang mereka temui dalam batas waktu tertentu.
Games ini memberi makna agar Masivers tidak mudah menyerah. Berhubung jarak waktu habis, pihak penyelenggara menyudahi permainan. Masivers diminta kembali membuat lingkaran. Baru sang pemimpin permainan mengelompokkan Masivers sesuai nomor yang mereka sebutkan. Kelompok nomor 1-20 diwajibkan menyampaikan saran dalam secarik kertas. Hasil diskusi mereka akan dibacakan satu persatu. Beberapa masukan ingin gathering dilakukan setiap satu bulan sekali. Kemudian anggota Masivers mengumpulkan buku-buku yang tak terpakai lagi di basecamp agar bisa dibaca oleh Masivers lainnya.

Saat menyampaikan masukan, Bumi Perkemahan Ragunan diguyur hujan. Meski begitu, tak mempengaruhi mereka dalam menyampaikan masukan demi masukan. Apalagi band yang mereka idolakan sudah tiba di lokasi. Masivers pun sesekali-sekali memanggil nama personil D'Masive. Namun tak lupa konsentrasi mendengar masukan dari teman-teman lainnya.

Jadi, ingin merasakan bagaimana riuhnya permainan dan asyiknya bertemu orang-orang dari daerah lain, silakan gabung menjadi anggota Masivers. "Selamat ultah Masivers, tetap kompak dan ceria selalu..!"

  seperti tak mau berhenti membasahi Bumi Perkemahan Ragunan. Petir pun saling sahut menyahut, namun tak mempengaruhi perayaan ulangtahun ke dua Masivers. Perayaan ulangtahun terus berjalan meski acara puncak agak molor beberapa jam. D'Masive yang harusnya satu atap dan mendengar masukan dari Masivers dari jarak dekat harus menyaksikan beberapa meter. Walau, begitu D'Masive benar-benar menyimak masukan Masivers dari pengeras suara. Mereka juga tak lupa melambaikan tangan dari kejauhan. Tanda kalau mereka berada ditengah-tengah Masivers.

Beberapa Masivers ada yang nekad menembus derasnya hujan untuk bertemu D'Masive langsung. Sebagian Masivers lainnya tetap berapa dilokasi menyimak masukan teman-teman mereka. Masukan demi masukan tiap kelompok hampir selesai, tapi hujan belum juga reda.

Masivers-masivers dengan sabar menunggu hujan sedikit reda. Redanya hujan membuat panitia memutuskan acara puncak beralih ke tempat D'Masive berada. Di sana sudah adapula sekumpulan anak-anak pramuka yang sedang berteduh. Tak heran acara Masivers diramaikan oleh-oleh anak-anak pramuka juga. Pihak panitia segera membuat meja dadakan. Di atas meja tersedia tar ulangtahun. Di depan tar tertulis salam lima jari, salam khas Masivers. D'Masive, pihak panitia dan Masivers pun mengelilingi kue tersebut. Sebelum pemotongan tar, D'Masive menyampaikan, agar Masivers tetap semangat walau hujan terus mengguyur Bumi Perkemahan.

D'Masive berharap, Masivers tetap awet sampai tua. "Semoga Masivers tambah pintar, tidak menjelek-jelekkan orang lain dan terus berkarya sampai kakek dan nenek. Selamat ulangtahun buat Masivers," imbuh vokalis D'Masive Ryan.

D'Masive mengaku, tidak bisa memberi apa-apa. Mereka hanya punya waktu untuk Masivers. D'Masive juga berterimakasih atas dukungan Masivers selama ini. Di mata D'Masive, dukungan Masivers sangat bermakna dan tak akan pernah hilang serta pudar. Usai menyampaikan sepatah dua patah, Masivers meminta D'Masive nyanyi. Berhubung peralatan tidak lengkap, D'Masive nyanyi secara acapela single Jangan Menyerah.

Tanpa dikomando Masivers ikut melantunkan lagu tersebut. Acara disambung doa bersama, lalu acara yang ditunggu-tunggu pemotongan kue tar. Kue dipotong D'Masive bersama sang kordinator Masivers. Karena keterbatasan peralatan potongan kue tar tidak memakai piring, tapi selembar bungkus nasi.

Ryan menegaskan, jangan melihat bungkus nasinya. Melainkan makna yang terkandung dalam kebersamaan Masivers. Ryan menyerahkan potongan kue kepada sang ketua kordinator Masivers seraya menyatakan selamat ulangtahun. Setelah itu, D'Masive meninggalkan tempat karena mereka akan bersiap-siap mengisi sebuah acara di tempat lain. Sebelum meninggalkan tempat, Masivers menyempatkan diri foto bareng. Perginya D'Masive bukan berarti acara selesai. Masih ada satu acara lagi, yakni makan bersama. Satu tambah kecil bisa disantap empat sampai lima orang. Masivers pun tak sungkan makan dalam satu wadah.

Menu-menu cukup menggoda, nasi yang legit dipasangkan dengan Gudeg Yogya, telur, tempe goreng dan kerupuk. Rasanya sungguh-sungguh enak dan Gudegnya pun tidak terlalu manis. Menurut Siti Syahadatun, Gudeg merupakan buatan Ibunda Ryan sendiri. "Masakan Ibunya Ryan memang enak," ucap perempuan yang kerap dipanggil Bunda ini kepada TNOL. Tak heran Masivers sangat menikmati makanan tersebut, apalagi hujan belum berhenti sehingga panggilan perut 'kudu' dipenuhi. Usai makan dan istirahat sejenak, perayaan ulangtahun ditutup dan Masivers kembali ke basecamp atau rumah masing-masing. See you Masivers...


(Subhan Hardi/ Nopiyanti-tnol.co.id)



Leave a Reply.