YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Musisi Yogyakarta menggelar konser musik amal bertajuk "Gugur Gunung" untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana letusan Gunung Merapi dan gempa disertai tsunami di Mentawai.

"Konser yang berlangsung tiga hari pada 29-31 Oktober di Universitas Gadjah Mada dan Cafe Liquid tersebut merupakan bentuk solidaritas musisi Yogyakarta terhadap korban bencana Gunung Merapi dan gempa tsunami Mentawai," kata Ketua Panitia "Gugur Gunung" Erik Soekamti di Yogyakarta, Sabtu (30/10/2010).

Ia mengatakan, ada 58 musisi ataupun kelompok musik dari Yogyakarta dan luar Yogyakarta yang berpartisipasi dalam acara pengumpulan dana kemanusiaan tersebut.

"Musisi dari Yogyakarta antara lain adalah Sheila on 7, Letto, Shaggy Dog, dan Endank Soekamti. Selain konser musik, juga diadakan lelang benda-benda milik musisi," katanya.

Sejumlah musisi nasional, menurut Erik, telah bersedia untuk memberikan barang-barangnya untuk dilelang, misalnya, gitaris Eet Sjahrani yang akan melelang mikrofon miliknya dan vokalis kelompok D`Masiv, Ryan, yang memberikan sepasang sepatunya untuk dilelang.

"Aksi-aksi tersebut merupakan wujud spontanitas kami, seluruh keperluan untuk menggelar konser dan acara lelang merupakan hasil sumbangan dari berbagai pihak. Panitia tidak mengeluarkan uang untuk menggelar acara ini," katanya.

Menurut dia, ide penggalangan dana kemanusiaan tersebut bermula dari pembicaraan beberapa musisi Yogyakarta melalui situs jejaring sosial Twitter.

"Bahkan pengorganisasian acara tersebut juga dilakukan melalui Twitter. Ternyata antusiasme musisi Yogyakarta untuk menggelar acara amal tersebut sangat besar," katanya.

Ia mengatakan, aksi yang disertai pembagian masker bagi para penonton konser tersebut meskipun digelar dengan sederhana, diharapkan dapat meringankan beban para korban bencana.

"Aksi ini lebih tepat disebut sebagai gotong royong, sesuai tema acara yaitu 'Gugur Gunung'. Meskipun nantinya jumlah dana yang terkumpul tidak seberapa, kami harap ini dapat membantu," katanya.

 
Picture
Sriwijaya Post - Jumat, 29 Oktober 2010 16:26 WIB PALEMBANG - Malam ini D'Masiv salah satu grup band papan atas konser di Center Stage Novotel Palembang. Konser yang diusung Esia PT Bakrie Telecom TBK ini di mulai pukul 20.00 sampai selesai.

Manager Coomerce Regional Sumbagsel PT Bakrie Telecom TBK, Chandra dalam keterangan persnya kepada wartawan bersana D"Masiv mengatakan, konser musik ini merupakan bentuk penghargaan Esia terhadap dukungan dan loyalitas mansyarakat Palembang.


Sehingga Esia dapat melayani kebutuhan telepon dengan
baik. "Tujuan lainnya mengarah pada fokus Esia untuk lebih memperluas penetrasi pada segmen kaum muda." ujar Chandra.

D'Masiv yang diwakili vokalis Rian, dalam keterangan persnya mengaku senang bisa tampil di Palembang."Dalam penampilan nanti malam kami akan tampil membawakan 12 lagu," ujar Rian.

Untuk nonton konser ini harga tiket Rp 149 ribu, mendapat satu buah hp Esia Connnet, Tiket dapat dibeli Tiket Box Center Stage Palembang.


 
Picture
Jumat (25/6) malam ini, d’Masiv akan konser di Entrance The Music Temple, Grand Aston Medan, mulai pukul 21.00 WIB. Band jebolan A Mild Live Wanted 2008 ini akan hadir dengan sejumlah hits mereka.
“Besok kita akan menampilkan yang terbaik untuk Medan,” ujar Ryan kepada wartawan saat press conference di Entrance, Kamis (24/6) kemarin. Setidaknya, Ryan dkk akan tampil selama kurang lebih satu jam.

“d’Masiv merupakan band yang kian digemari di Medan, tanpa pandang bulu, tua maupun muda banyak yang menyukai musik mereka,” ujar Fery Budiman, bos Anak Medan Production, EO konser d’Masiv.

Hafiz, dari PT. Bentoel International Investama Tbk, menambahkan, konser d’Masiv di Medan mampu memuaskan dahaga anak musik anak Medan. Apakah benar demikian? Kita lihat saja nanti malam…


 
Picture
Kapanlagi.com- Pandji Pragiwaksono sedang sibuk menggalang dana untuk Adzi Nurr Rahman Rusdian Putra, seorang penderita leukimia berumur 4,6 tahun yang harus dicangkok tulang sumsumnya untuk bisa sembuh. Pandji yang adalah pembina Yayasan Pita Kuning Untuk Anak Indonesia, yayasan yang membantu anak-anak penderita kanker, tergerak hatinya untuk menggalang dana untuk operasi penyembuhan Adzi.Kalaupun tak bisa menyembuhkan Adzi 100%, Pandji berharap apa yang ia lakukan bisa meringankan beban Adzi. "Adzi ini sebenernya gak kaya anak sakit, dia itu riang aja. Dan ketika kita main ke sana dia senang karena relawan itu fungsinya untuk mengembalikan masa anak-anaknya," tuturnya kala ditemui di di Blondies Cafe, Jl. Ampera Raya Kemang, Jaksel, Jumat (22/10).

Pandji merasa tersentuh karena melihat anak-anak penderita kanker tak bisa merasakan kebahagiaan seperti dirinya di masa kecil dulu. "Kaya Adzi harus tinggal di rumah sakit selama 2,6 thn. Saya melihat anak seperti Adzi saya ingin merasakan masa kecilnya seperti saya," imbuhnya.

Adzi sendiri diakui oleh sang ibu merupakan anak yang riang kendati kondisinya seperti itu. "Kemarin ketemuSule, dia senang banget. Tadi ada d Masiv, dia gak mau menoleh karena Ryannya nangis, dia gak mau melihat orangnya nangis," ungkap sang ibu, Dhian Eka Sari. Tak hanya itu, cita-cita Adzi juga tinggi yakni menjadi pilot.

Mungkin melihat semangat Adzi, Pandji semakin bersemangat mengumpulkan dana. Dari sekitar 1.5 miliar dana yang dibutuhkan untuk operasi Adzi,kini telah terkumpul 800 juta. "800 juta, sampai bulan November, kalau sekarang seperempatnya juga kurang," pungkasnya.

 
Picture
Banda Aceh (ANTARA News) - Penampilan grup band papan atas D`Masiv dan J Rocks di pelataran parkir stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (5/6) malam dalam cuaca hujan deras yang disertai angin kencang.

Meskipun latar dan atap panggung lepas akibat hempasan angin kencang serta hujan deras namun konser yang dihadiri ribuan pengunjung tetap berlangsung semarak.

Hujan yang membasahi panggung berukuran 18 X 12 meter dan angin kencang sempat mengakibatkan konser musik yang dipelopori Surya Profesional Mild Tour 2010 tertunda selama satu jam lebih.

"Walaupun hujan badai kami tetap menyaksikan penampilan D`Masiv dan J Rocks, sebab sudah lama kami menantikan konser ini," kata seorang penonton, Hendra (18).

Ratusan penonton terlihat basah dan kedinginan dalam hujan dan angin kencang namun tetap antusias menunggu penampilan grup band favoritnya.

Angin kencang juga mengakibatkan beberapa tenda yang dipasang panitia ambruk bahkan jaringan PLN di sekitar stadion tersebut juga padam beberapa saat.

Sebelum mulai melantunkan tembang-tembang hitsnya, vokalis D`Masiv, Ryan mengajak penonton mengheningkan cipta untuk mantan tokoh GAM, Tgk.Hasan Muhammad Di Tiro, yang meninggal dunia pada 3 Juni di Rumah sakit Umum Zainal Abidin.

"Kami semua turut berduka atas berpulangnya Hasan Tiro, mari kita mengheningkan cipta untuk almarhum agar mendapat tempat yang layak di sisi-Nya," kata Ryan.

Promotor konser Mahaka Entertainment, Hasani Abdul Gani mengatakan Surya Profesional Mild Tour 2010 di Banda Aceh merupakan kota ke delapan dari 20 tempat yang direncanakan.

Tour itu akan berlanjut ke kota-kota lainnya seperti Dumai, Lampung, Medan dan Siantar hingga 7 Agustus 2010.(KR-IRW/Z002)

 
Picture
Sejumlah artis tampil dalam konser amal untuk korban letusan Gunung Merapi, kemarin (28/10). Hasil pengumpulan dana lewat konser yang dihelat selama 10 jam nonstop di FX Mall, Jakarta itu, akan dikirim ke kamp-kamp pengungsian hari ini.

Beberapa artis yang terlibat antara lain adalah Naif, Alexa, d"Masiv, Abdul and The Coffee Theory, Tompi, serta Glenn Fredly. Selain menyumbangkan suara, mereka juga memberikan bantuan materi. Misalnya berupa uang, makanan, dan pakaian layak pakai.

Glenn misalnya. Pelantun tembang Januari itu menyumbangkan lebih dari 10 kardus pakaian layak pakai. "Ini pakaian sehari-hari saya yang masih layak dipakai. Bukan pakaian bekas," ucapnya.

Menurut Glenn, sumbangan pakaian dianggap sebagai salah satu bentuk sumbangan langsung yang bisa diberikan kepada korban selamat di pengungsian. "Saya sih kebayang, pas dengar ledakan, semua warga pasti lari tanpa berpikir untuk berkemas," papar mantan suami Dewi Sandra tersebut.

Selain membantu korban Merapi, Glenn juga mengaku berniat mengunjungi korban banjir di Wasior, Papua. "Jika kondisi sudah memungkinkan, saya akan datang ke Wasior. Baru kemudian, saya pergi ke Mentawai (mengunjungi korban gempa dan tsunami, Red)," tuturnya.

Sementara bagi David, vokalis Naif, konser amal itu pun memberikan kesan tersendiri. Soalnya, banyak kerabatnya yang tinggal di sekitar Gunung Merapi. "Untung, semua tidak apa-apa," ujarnya.

 
BANDUNG, KOMPAS.com — Vokalis band yang dulunya bernama Peterpan, Nazriel Irham alias Ariel, merupakan jajaran artis yang mempunyai nama di Tanah Air karena prestasi dan karya-karyanya. Kendati demikian, untuk urusan makanan, Ariel tetap suka makanan rakyat yang mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan. Apa itu? Kekasih Luna Maya itu kecantol bakso sejak lama.

"Dia (Ariel) orangnya santai. Dia itu suka bakso," kata salah satu produser musik grup Peterpan, Hary Cahyo Purnomo alias Capung, saat ditemui di studio musik miliknya, yang sehalaman dengan rumahnya, di Kompleks Antapani Bougenville, Blok L nomor 2, Bandung, Jumat (22/10/2010) kemarin.

Salah satu favorit Ariel adalah bakso gerobak yang sering lewat di depan kediaman Capung. Bakso itu pun mendapat julukan "Bakso Ariel" dari para anggota band ataupun penyanyi yang diproduseri oleh Capung dan sering mendatangi studio musiknya.

Menurut Capung, bakso yang dijual itu rasanya sangat enak dan nikmat. Harganya hanya Rp 8.000 hingga Rp 12.000 per mangkuk. Biasanya, penjual bakso itu lewat di depan rumah Capung sekitar pukul 16.00 setiap hari.

Tidak hanya Ariel yang menggemari "Bakso Ariel". Artis yang sering main ke studio musik Capung juga senang melahap bakso itu. "Sampai teman-teman bilang, 'Ah, tunggu Bakso Ariel ah, soalnya enak, paling enak deh'," kata Capung berpromosi.

Ryan, vokalis band d'Masiv, juga sangat senang makan bakso itu. Menurut Capung, "Bakso Ariel" sudah menjadi menu wajib Ryan saat datang ke studio musiknya. "Sampai Ryan saja kalau take vokal di sini (studio musik), enggak peduli bagaimana yang penting harus ada 'Bakso Ariel'. Jadi, kalau ke sini, biar bagaimanapun kami harus mengontak penjual bakso, harus ada siang ini," jelasnya sambil tersenyum.

Tak mengherankan, bakso itu pun kemudian menjadi laris karena sering diborong oleh para artis yang main ke studio musik Capung.